hujan malam ini mencintai kita
mungkin seperti itu bunyinya seolah-olah kita tidak lagi merasakan pelangi waktu jingga menjemput,
malang sekali rasanya.merasakan hal tersebut mengingat tentang perasaan yang cukup prihatin bisa jadi ini mungkin menjadi suatu pembalasan duniawi.tapi semoga tidak,
namun saat mengingatmu akulah yang paling tersakiti
jika ia berhenti merintik,
mungkin seperti itu bunyinya seolah-olah kita tidak lagi merasakan pelangi waktu jingga menjemput,
malang sekali rasanya.merasakan hal tersebut mengingat tentang perasaan yang cukup prihatin bisa jadi ini mungkin menjadi suatu pembalasan duniawi.tapi semoga tidak,
karna aku cukup khawatir tentang masanya jangan sampai berkepanjangan atau bahkan semesta ingin membuatku jera karna kelalukuan masa-masa kemarin yang begitu bejat.;kataku
apakah salah mengingat masa lalu,? pasti tanggapan kebanyakan orang tentu tidak.karna itu bisa saja menjadi pacuan di masa berikutnya,
yahhh...sudah tidak perlu dijelaskan lagi,orang-orang yang sudah paham betul tentang hal ini tidak perlu mengetahui penjelasan yang berkepanjangan.
yahhh...sudah tidak perlu dijelaskan lagi,orang-orang yang sudah paham betul tentang hal ini tidak perlu mengetahui penjelasan yang berkepanjangan.
kemarau dan hujan...
laksamana panas mentari
di ambang hujan menjelma dingin larut dalam tumpahan air.
mungkin seperti itu.aku meminta hujan pada saat kemarau tentu punya alasan dan sebab,
waktu itu cuaca terik aku sengaja meminta hujan bukan hanya dinginnya yang menjelma hasrat tapi juga hipnotis batinnya yang menyejukan...
dan pada saat aku mengetik kalimat barusan.ada hal lain terpintas dibenakku yang mengatakan,
hujan memang menyejukan tapi kau tahu ia jelas tidak bisa melepas rindumu karna sudah mendarah daging di jiwamu.untung bukan hanya saya saja yang merasakan hal ini.
cukup unik setelah kupikir-pikir ada istilah "rindu"kembali ku kutipkan kalimat itu.
kusimpulkan saja tentang kalimat "rindu" ada sifat dan rasa nikmat tersendirinya,
nikmat macam apalagi selain tertawa sendiri mengenang kisah waktu itu tentu pada fasenya sendiri.meskipun lebih banyak dukanya.
bukan karna dimasa ambang remaja menuju karakter dan masa pendewasaan tapi memang banyak orang-orang yang merasakan hal yang sama,terlalu familiar memang,wajar-wajar saja
merasa teduh ketika hujan tapi meraskan kepedihan yang berlebihan tentunya.
dan sekali lagi selamat mengontrol pola pikir yang rumit karna merasakan hawanya hujan yang meneduhkan namun menyedihkan...
Don't worry kita sama-sama merasakan hal yang sama dan tentunya juga berusaha melenyapkan keresahan yang berlebihan itu terhadap hujan,jangan lupakan musim kemarau yang panas namun menyuburkan walaupun ada beberapa penderitaannya dibanding hujan.
sudah belakangan ini kuperhatikan insta story anak milenial yang mungkin ketika hujan lebih banyak mengangkat kisah tentang rindu.yah pastinya anda sudah paham maksud saya.mungkin karena saya sudah maksudkan di tulisan bagian atas.lantas apa tanggapan kita masing-masing tentang hal ini.?
kalau saya sendiri mungkin lebih nikmat lagi di perbincangkan ketika ngopdar alias ngopi darat,
namaku rindu dan kau menyebutnya fanatik
pada sekian malam
entah pada igauan keberapa,
aku hanya mendesah menyebut namamu...
12 juli 2016
suasana malam yang tak dihasuti hening,kala itu waktu membuat miniatur perahu phinisi
petikan gitar dan suara khas beliau sang baco,sapaan akrabnya salah satu orang yang sangat menginspirasi bagi saya sendiri.setia menemani malam yang cuacanya sedang rintik-rintik...
waktu itu cuaca terik aku sengaja meminta hujan bukan hanya dinginnya yang menjelma hasrat tapi juga hipnotis batinnya yang menyejukan...
dan pada saat aku mengetik kalimat barusan.ada hal lain terpintas dibenakku yang mengatakan,
hujan memang menyejukan tapi kau tahu ia jelas tidak bisa melepas rindumu karna sudah mendarah daging di jiwamu.untung bukan hanya saya saja yang merasakan hal ini.
cukup unik setelah kupikir-pikir ada istilah "rindu"kembali ku kutipkan kalimat itu.
kusimpulkan saja tentang kalimat "rindu" ada sifat dan rasa nikmat tersendirinya,
nikmat macam apalagi selain tertawa sendiri mengenang kisah waktu itu tentu pada fasenya sendiri.meskipun lebih banyak dukanya.
bukan karna dimasa ambang remaja menuju karakter dan masa pendewasaan tapi memang banyak orang-orang yang merasakan hal yang sama,terlalu familiar memang,wajar-wajar saja
merasa teduh ketika hujan tapi meraskan kepedihan yang berlebihan tentunya.
dan sekali lagi selamat mengontrol pola pikir yang rumit karna merasakan hawanya hujan yang meneduhkan namun menyedihkan...
Don't worry kita sama-sama merasakan hal yang sama dan tentunya juga berusaha melenyapkan keresahan yang berlebihan itu terhadap hujan,jangan lupakan musim kemarau yang panas namun menyuburkan walaupun ada beberapa penderitaannya dibanding hujan.
sudah belakangan ini kuperhatikan insta story anak milenial yang mungkin ketika hujan lebih banyak mengangkat kisah tentang rindu.yah pastinya anda sudah paham maksud saya.mungkin karena saya sudah maksudkan di tulisan bagian atas.lantas apa tanggapan kita masing-masing tentang hal ini.?
kalau saya sendiri mungkin lebih nikmat lagi di perbincangkan ketika ngopdar alias ngopi darat,
namaku rindu dan kau menyebutnya fanatik
pada sekian malam
entah pada igauan keberapa,
aku hanya mendesah menyebut namamu...
13:33
suasana malam yang tak dihasuti hening,kala itu waktu membuat miniatur perahu phinisi
petikan gitar dan suara khas beliau sang baco,sapaan akrabnya salah satu orang yang sangat menginspirasi bagi saya sendiri.setia menemani malam yang cuacanya sedang rintik-rintik...
Komentar
Posting Komentar